Warning: include_once(/home5/ftgamble/contohsurat.org/wp-content/plugins/wp-super-cache/wp-cache-phase1.php): failed to open stream: No such file or directory in /home5/ftgamble/contohsurat.org/wp-content/advanced-cache.php on line 20

Warning: include_once(): Failed opening '/home5/ftgamble/contohsurat.org/wp-content/plugins/wp-super-cache/wp-cache-phase1.php' for inclusion (include_path='.:/opt/cpanel/ea-php74/root/usr/share/pear') in /home5/ftgamble/contohsurat.org/wp-content/advanced-cache.php on line 20

Notice: Trying to access array offset on value of type null in /home5/ftgamble/contohsurat.org/wp-content/plugins/autoptimize/classes/autoptimizeImages.php on line 178

Deprecated: Function create_function() is deprecated in /home5/ftgamble/contohsurat.org/wp-content/themes/blog/includes/zilla-social/zilla-social.php on line 66

Notice: The called constructor method for WP_Widget in ZillaSocial_Widget is deprecated since version 4.3.0! Use
__construct()
instead. in /home5/ftgamble/contohsurat.org/wp-includes/functions.php on line 4722

Notice: The called constructor method for WP_Widget in CT_slider_Widget is deprecated since version 4.3.0! Use
__construct()
instead. in /home5/ftgamble/contohsurat.org/wp-includes/functions.php on line 4722

Notice: The called constructor method for WP_Widget in CT_Flickr_Widget is deprecated since version 4.3.0! Use
__construct()
instead. in /home5/ftgamble/contohsurat.org/wp-includes/functions.php on line 4722

Notice: The called constructor method for WP_Widget in CT_Twitter_Widget is deprecated since version 4.3.0! Use
__construct()
instead. in /home5/ftgamble/contohsurat.org/wp-includes/functions.php on line 4722

Notice: The called constructor method for WP_Widget in CT_Instagram_Widget is deprecated since version 4.3.0! Use
__construct()
instead. in /home5/ftgamble/contohsurat.org/wp-includes/functions.php on line 4722

Notice: The called constructor method for WP_Widget in CT_fb_likebox_Widget is deprecated since version 4.3.0! Use
__construct()
instead. in /home5/ftgamble/contohsurat.org/wp-includes/functions.php on line 4722

Notice: The called constructor method for WP_Widget in CT_fb_subscribe_Widget is deprecated since version 4.3.0! Use
__construct()
instead. in /home5/ftgamble/contohsurat.org/wp-includes/functions.php on line 4722

Notice: The called constructor method for WP_Widget in CT_Recent_poststime_Widget is deprecated since version 4.3.0! Use
__construct()
instead. in /home5/ftgamble/contohsurat.org/wp-includes/functions.php on line 4722

Notice: The called constructor method for WP_Widget in CT_recentposts_Post is deprecated since version 4.3.0! Use
__construct()
instead. in /home5/ftgamble/contohsurat.org/wp-includes/functions.php on line 4722

Notice: The called constructor method for WP_Widget in CT_Categories_Widget is deprecated since version 4.3.0! Use
__construct()
instead. in /home5/ftgamble/contohsurat.org/wp-includes/functions.php on line 4722

Notice: The called constructor method for WP_Widget in CT_Search_Widget is deprecated since version 4.3.0! Use
__construct()
instead. in /home5/ftgamble/contohsurat.org/wp-includes/functions.php on line 4722

Notice: The called constructor method for WP_Widget in CT_carousel_Widget is deprecated since version 4.3.0! Use
__construct()
instead. in /home5/ftgamble/contohsurat.org/wp-includes/functions.php on line 4722

Notice: The called constructor method for WP_Widget in CT_mostviewed_Post is deprecated since version 4.3.0! Use
__construct()
instead. in /home5/ftgamble/contohsurat.org/wp-includes/functions.php on line 4722

Notice: The called constructor method for WP_Widget in CT_mostcommented_Post is deprecated since version 4.3.0! Use
__construct()
instead. in /home5/ftgamble/contohsurat.org/wp-includes/functions.php on line 4722

Notice: The called constructor method for WP_Widget in CT_Popular_Post is deprecated since version 4.3.0! Use
__construct()
instead. in /home5/ftgamble/contohsurat.org/wp-includes/functions.php on line 4722

Notice: The called constructor method for WP_Widget in CT_blogmasonry_Widget is deprecated since version 4.3.0! Use
__construct()
instead. in /home5/ftgamble/contohsurat.org/wp-includes/functions.php on line 4722

Notice: The called constructor method for WP_Widget in CT_2Columns_Widget is deprecated since version 4.3.0! Use
__construct()
instead. in /home5/ftgamble/contohsurat.org/wp-includes/functions.php on line 4722

Notice: The called constructor method for WP_Widget in CT_relatedposts_Widget is deprecated since version 4.3.0! Use
__construct()
instead. in /home5/ftgamble/contohsurat.org/wp-includes/functions.php on line 4722

Deprecated: Non-static method sidebar_generator::init() should not be called statically in /home5/ftgamble/contohsurat.org/wp-includes/class-wp-hook.php on line 288

Deprecated: Non-static method sidebar_generator::get_sidebars() should not be called statically in /home5/ftgamble/contohsurat.org/wp-content/themes/blog/includes/sidebar_generator.php on line 52
Contoh Surat Permohonan Penghapusan Sanksi Denda Pajak Daerah yang Benar - Contohsurat
     Sponsors Link

Contoh Surat Permohonan Penghapusan Sanksi Denda Pajak Daerah yang Benar

Surat Permohonan Penghapusan Sanksi Denda Pajak Daerah adalah surat yang dibuat oleh wajib pajak berisikan permintaan penghapusan sanksi denda pajak daerah kepada kantor pajak terdekat. Sanksi denda pajak daerah dapat dikenakan kepada wajib pajak oleh kantor pajak dengan berbagai faktor penyebab. seperti keterlambatan pembayaran pajak, keterlambatan penyampaian SPT, atau pembetulan atas SPT dan faktor-faktor lainnya.

Surat permohonan penghapusan sanksi denda pajak daerah diisi dengan menggunakan format surat dari kantor pajak yang berbentuk seperti formulir yang diisi oleh wajib pajak atau wakil dari wajib pajak. Wajib pajak yang mengajukan permohonan penghapusan sanksi denda pajak daerah harus memiliki NPWP terlebih dahulu. Setelah itu surat dapat diisi dan diajukan kembali kepada kantor pajak daerah setempat.

Adapun persyaratan lain yang harus dipenuhi oleh wajib pajak dalam mengajukan permohonan penghapusan sanksi pajak daerah berdasarkan PMK no 91/PMK.03/2015 antara lain :

  1. Mengajukan permohonan tertulis menggunakan bahasa Indonesia yang baku dan benar
  2. Satu surat permohonan untuk satu surat tagihan pajak
  3. Sanksi belum dibayar atau dibayar sebagian oleh wajib pajak
  4. Ditandatangani oleh wajib pajak/wakil wajib pajak
  5. DIajukan kepada KPP wilayah terdekat

Berikut merupakan contoh surat permohonan penghapusan sanksi denda pajak daerah menggunakan format dari Forum Pajak beserta petunjuk pengisian yang dapat Anda jadikan sebagai referensi pembuatan surat yang baik dan benar :

Contoh Surat Permohonan Penghapusan Sanksi Denda Pajak Daerah Format Forum Pajak

Contoh Surat Permohonan Penghapusan Sanksi Denda Pajak Daerah Format Forum Pajak

 

Jakarta, 16 Januari 2019

 

Lampiran    :    1 (satu) set

Hal             :    Permohonan Pengurangan atau                                   

                        Penghapusan Sanksi Denda Pajak Daerah            

 

Kepada Yth.

Direktur Jenderal Pajak

u.b Kepala KPP Jakarta Selatan

di

          tempat                                                                                                                           

 

Yang bertanda tangan di bawah ini

          Nama                                 : Bambang Gunawan                                 

          NPWP                               : 7667553125-567                          

          Jabatan                               : Direktur Keuangan PT. Muda Elektro Perkasa

          Alamat                               : Jalan Pahlawan No 91

          Nomor Telepon                  : 081335677895

          Bertindak selaku                :       Wajib Pajak

Bersama ini mengajukan permohonan pengurangan atau penghapusan sanksi administrasi yang tercantum dalam Surat Tagihan Pajak (STP):

Nomor        : 123456

Tanggal      : 10 Januari 2019

Sebagai akibat dari:

 

v

Keterlambatan penyampaian SPT atas:

 

·    SPT

: SPT Tahunan Pajak Penghasilan Daerah Tahun 2018

 

·    Tahun Pajak/Masa Pajak*)

: 2018

 

·    Tanggal

: 5 Desember 2018

 

 

Pembetulan SPT atas:

 

 

·    SPT

:

 

·    Tahun Pajak/Masa Pajak*)

:

 

·    Tanggal

:

 

·    Jumlah pembayaran pajak

:

 

·    Tanggal pembayaran pajak

:

 

·    Tempat pembayaran pajak

:

 

·    NTPN

:

 

 

Keterlambatan pembayaran pajak atas:

 

·    SPT

:

 

·    Tahun Pajak/Masa Pajak*)

:

 

·    Jumlah pembayaran pajak

:

 

·    Tanggal pembayaran pajak

:

 

·    Tempat pembayaran pajak

:

 

·    NTPN

:

 

 

——-(isi dengan alasan lain, misalnya permohonan yang kedua, cantumkan nomor keputusan DJP untuk permohonan yang pertama.)—–

 

Sebagai kelengkapan permohonan, terlampir disampaikan:

 

No

Jenis Dokumen

Set/Lembar

1

Surat Pernyataan

1

2

Fotokopi SPT / print-out SPT dari SPT berbentuk dokumen elektronik

5

3

Fotokopi bukti penerimaan / bukti pengiriman surat

1

4

Fotokopi Surat Setoran Pajak atau sarana administrasi lain yang disamakan dengan Surat Setoran Pajak

20

5

Fotokopi Surat Tagihan Pajak

15

 

Demikian surat permohonan kami sampaikan untuk dapat dipertimbangkan.

 

 

                                                                                    Hormat kami,

 

 

 

                                                                                    Wajib Pajak

 

 

 

Keterangan:

*)      diisi dengan data yang sesuai

**)    coret yang tidak perlu

Beri tanda X pada     yang sesuai.

 

PETUNJUK PENGISIAN SURAT PERMOHONAN PENGURANGAN ATAU PENGHAPUSAN SANKSI ADMINISTRASI ATAS

KETERLAMBATAN PENYAMPAIAN SURAT PEMBERITAHUAN, PEMBETULAN SURAT PEMBERITAHUAN, DAN KETERLAMBATAN PEMBAYARAN ATAU PENYETORAN PAJAK

 

Nomor (1)

:

Diisi sesuai dengan penomoran surat Wajib Pajak.

Nomor (2)

:

Diisi dengan nama kota dan tanggal surat permohonan ditandatangani.

Nomor (3)

:

Diisi dengan jumlah lampiran yang disertakan dalam surat permohonan Wajib Pajak.

Nomor (4)

:

Diisi  dengan  nama  dan  alamat  Kantor  Pelayanan  Pajak  tempat  Wajib  Pajak  terdaftar  dan/atau

 

 

tempat Pengusaha Kena Pajak dikukuhkan.

Nomor (5)

:

Untuk  Wajib  Pajak  orang  pribadi,  diisi  dengan  nama  Wajib  Pajak  yang  menandatangani  surat

 

 

permohonan.

 

 

Untuk  Wajib Pajak badan, diisi dengan nama wakil yang menandatangani surat permohonan.

 

 

Pengertian wakil adalah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 32 Undang-Undang KUP.

Nomor (6)

:

Diisi  dengan  Nomor  Pokok  Wajib  Pajak  (NPWP)  Wajib  Pajak/wakil  yang  menandatangani  surat

 

 

permohonan.

Nomor (7)

:

Diisi dengan jabatan wakil yang menandatangani surat permohonan.

 

 

Dalam hal permohonan diajukan oleh Wajib Pajak orang pribadi, Nomor (7) tidak perlu diisi.

Nomor (8)

:

Diisi dengan alamat Wajib Pajak/wakil yang menandatangani surat permohonan.

Nomor (9)

:

Diisi dengan nomor telepon Wajib Pajak/wakil yang menandatangani surat permohonan.

Nomor (10)

:

Diisi dengan nama Wajib Pajak badan apabila permohonan disampaikan oleh Wajib Pajak badan.

 

 

Dalam hal   permohonan disampaikan oleh Wajib Pajak orang pribadi, Nomor (10)  tidak perlu diisi.

Nomor (11)

:

Diisi dengan NPWP Wajib Pajak badan apabila permohonan disampaikan oleh Wajib Pajak badan.

 

 

Dalam hal permohonan disampaikan oleh Wajib Pajak orang pribadi, Nomor (11)  tidak perlu diisi.

Nomor (12)

:

Diisi dengan alamat Wajib Pajak badan apabila permohonan disampaikan oleh Wajib Pajak badan.

 

 

Dalam hal permohonan disampaikan   oleh Wajib Pajak orang pribadi, Nomor (12)  tidak perlu diisi.

Nomor (13)

:

Diisi dengan nomor Surat Tagihan Pajak yang diajukan permohonan.

Nomor (14)

:

Diisi dengan tanggal Surat Tagihan   Pajak yang diajukan permohonan

Nomor (15)   :                                                                                                                                 Dalam hal   terdapat 1 ( satu) dasar dikenakannya sanksi administrasi maka 1 (satu)             yang diberi tanda X.

Dalam   hal   terdapat   lebih dari 1 (satu)  dasar dikenakannya sanksi administrasi maka lebih dari

1 (satu)        yang diberi tanda X.

Nomor (16)

:

Diisi dengan jenis SPT yang disampaikan.

Nomor (17)

:

Diisi dengan Tahun Pajak/Masa Pajak*) dari SPT yang disampaikan.

Nomor (18)

:

Diisi  dengan  tanggal  penyampaian  SPT  sebagaimana  tercantum  dalam  bukti  penerimaan  atau

 

 

bukti pengiriman surat.

Nomor (19)

:

Diisi dengan jenis SPT yang dibetulkan.

Nomor (20)

:

Diisi dengan Tahun Pajak/Masa Pajak*) dari SPT yang dibetulkan.

Nomor (21)

:

Diisi    dengan    tanggal    penyampaian    SPT    pembetulan    sebagaimana    tercantum    dalam    bukti

 

 

penerimaan atau bukti pengiriman surat.

Nomor (22)

:

Diisi dengan jumlah pajak yang telah dibayar oleh Wajib Pajak.

 

 

Dalam hal pembayaran lebih dari satu kali, sebutkan masing-masing pembayaran.

Nomor (23)

:

Diisi dengan tanggal dilakukannya pembayaran pajak oleh Wajib Pajak.

 

 

Dalam   hal pembayaran lebih dari satu kali, sebutkan masing-masing tanggal pembayaran.

Nomor (24)

:

Diisi  dengan  nama  Bank  Persepsi/Pos  Persepsi/Bank  Devisa  Persepsi/Bank  Persepsi  Mata  Uang

 

 

Asing tempat pembayaran pajak oleh Wajib Pajak.

 

 

Dalam   hal   pembayaran lebih dari satu kali, sebutkan masing-masing tempat pembayaran.

Nomor (25)

:

Diisi  dengan  Nomor  Transaksi  Penerimaan  Negara  (NTPN)  sesuai  dengan  yang  tercantum  dalam

 

 

Surat  Setoran  Pajak  (SSP)  atau  sarana  administrasi  lain  yang  disamakan  dengan  Surat  Setoran

 

 

Pajak sebagai bukti pembayaran pajak oleh Wajib Pajak.

 

 

Dalam hal pembayaran lebih dari satu kali, sebutkan masing-masing NTPN.

Nomor (26)

:

Diisi dengan jenis SPT yang disampaikan.

Nomor (27)

:

Diisi dengan Tahun Pajak/Masa Pajak*) dari SPT yang disampaikan.

Nomor (28)

:

Diisi dengan jumlah pajak yang telah dibayar oleh Wajib Pajak.

 

 

Dalam   hal   pembayaran lebih dari satu kali, sebutkan masing-masing pembayaran.

Nomor (29)

:

Diisi dengan tanggal dilakukannya pembayaran pajak oleh Wajib Pajak.

 

 

Dalam hal   pembayaran lebih dari satu kali, sebutkan masing-masing tanggal pembayaran.

Nomor (30)

:

Diisi  dengan  nama  Bank  Persepsi/Pos  Persepsi/Bank  Devisa  Persepsi/Bank    Persepsi  Mata  Uang

 

 

Asing tempat pembayaran pajak oleh Wajib Pajak.

 

 

Dalam   hal   pembayaran lebih dari satu kali, sebutkan masing-masing tempat pembayaran.

Nomor (31)

:

Diisi  dengan  Nomor  Transaksi  Penerimaan  Negara  (NTPN)  sesuai  dengan  yang  tercantum  dalam

 

 

Surat  Setoran  Pajak  (SSP)  atau  sarana  administrasi  lain  yang  disamakan  dengan  Surat  Setoran

 

 

Pajak sebagai bukti pembayaran pajak oleh Wajib Pajak.·

 

 

Dalam hal pembayaran lebih dari satu kali, sebutkan masing-masing NTPN.

Nomor (32)

:

Diisi dengan alasan lain yang ingin disampaikan oleh Wajib Pajak

 

 

misalnya:  untuk  permohonan  yang  kedua,  Wajib  Pajak  dapat  mencantumkan  nomor  keputusan

 

 

Direktur  Jenderal  Pajak  yang  telah  dikirimkan  kepada  Wajib  Pajak  terhadap  permohonan  yang

 

 

pertama.

Nomor (33)

:

Diisi  dengan  jenis  dokumen  dengan  jumlah  lembar  masing-masing  dokumen  sebagai  persyaratan

 

 

yang harus dilampirkan.

Nomor (34)

:

Surat  pernyataan  dibuat  oleh  Wajib  Pajak  sesuai  dengan  contoh  format  sebagaimana  terlampir

 

 

pada lampiran Peraturan Menteri ini.

Nomor (35)

:

Diisi dengan nama dan tanda tangan pemohon sebagamana tercantum dalam Nomor (5).

 

CONTOH FORMAT SURAT PERNYATAAN YANG DIBUAT OLEH WAJIB PAJAK DAN WAJIB DILAMPIRKAN DALAM SURAT PERMOHONAN WAJIB   PAJAK:

 

SURAT PERNYATAAN Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama

:

…………………………………………………………… (1)

NPWP

:

…………………………………………………………… (2)

Jabatan

:

…………………………………………………………… (3)

Alamat

:

…………………………………………………………… (4)

Nomor Telepon

:

…………………………………………………………… (5)

Bertindak selaku :           Wajib Pajak

Wakil

 

dari Wajib Pajak

Nama

:

…………………………………………………………… (6)

NPWP

:

…………………………………………………………… (7)

Alamat

:

…………………………………………………………… (8)

 

 

Sehubungan dengan   surat   permohonan pengurangan atau penghapusan sanksi administrasi:

Nomor

:

…………………………………………………………… (9)

Tanggal

:

…………………………………………………………… (10)

 

 

dengan   ini   kami menyatakan bahwa ( 11 ) :

keterlambatan   penyampaian   SPT   …………   (12)   Tahun   Pajak/Masa   Pajak*)   …………   (13)   yang   kami sampaikan pada tanggal …………….. (14)  ;

pembetulan  SPT  ……………….  (15)  Tahun  Pajak/Masa  Pajak*)  …………  (16)  yang  kami  sampaikan  tanggal

………………..  (17)  dan  kami    telah  melunasi  kekurangan  pembayaran  pajak  yang  tercantum  dalam  SPT

pembetulan  sebesar  ……………….  (18)  pada  tanggal  …………….  (19)  di  ……………….  (20)  dengan  NTPN

……………… (21); dan/ atau*)

keterlambatan pembayaran pajak yang tercantum  dalam  SPT ………………..  (22)  Tahun  Pajak/Masa  Pajak*)

………………..  (23)  sebesar  …………..  (24)  yang  telah  kami  laksanakan  pada  tanggal  ……………….  (25)  di

………………….. (26)  dengan NTPN ……………… (27)  ,

 

dilakukan karena kekhilafan atau bukan karena kesalahan kami. Demikian   Surat Pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya.

 

……………., …………………………… (28) Wajib Pajak/wakil*)

Materai Rp6.000,00

 

……………………………… (29) Keterangan:

  1. 1. Berita tanda X pada yang sesuai.
  2. 2. *) Diisi dengan pilihan yang sesuai.

 

PETUNJUK PENGISIAN SURAT PERNYATAAN

 

 

Nomor (1)  :    Untuk Wajib Pajak orang pribadi, diisi dengan nama  Wajib  Pajak  yang menandatangani  surat

 

 

permohonan.

 

 

Untuk  Wajib Pajak badan, diisi dengan nama wakil yang menandatangani surat permohonan.

 

 

Pengertian wakil adalah sebagaimana   dimaksud   dalam Pasal   32 Undang-Undang KUP.

Nomor (2)

:

Diisi  dengan  Nomor  Pokok  Wajib  Pajak  (NPWP)  Wajib  Pajak/wakil  yang  menandatangani  surat

 

 

pernyataan.

Nomor (3)

:

Diisi dengan jabatan wakil yang menandatangani surat pernyataan.

 

 

Dalam hal surat pernyataan dibuat oleh Wajib Pajak orang pribadi, Nomor (3) tidak perlu diisi.

Nomor (4)

:

Diisi dengan alamat Wajib Pajak/wakil yang menandatangani surat pernyataan.

Nomor (5)

:

Diisi dengan nomor telepon Wajib   Pajak/wakil yang menandatangani surat pernyataan.

Nomor (6)

:

Diisi dengan nama Wajib Pajak badan.

 

 

Dalam hal permohonan diajukan oleh Wajib Pajak orang pribadi, Nomor (6) tidak perlu diisi.

Nomor (7)

:

Diisi dengan alamat Wajib Pajak badan.

 

 

Dalam hal permohonan diajukan oleh Wajib Pajak orang pribadi, Nomor (7) tidak perlu diisi.

Nomor (8)

:

Diisi dengan alamat Wajib Pajak badan.

 

 

Dalam hal permohonan diajukan oleh   Wajib   Pajak orang pribadi, Nomor (8) tidak perlu diisi.

Nomor (9)

:

Diisi dengan nomor STP.

Nomor (10)

:

Diisi dengan tanggal STP.

Nomor (11)   :                        Diisi pada       yang sesuai.

Nomor (12)

:

Diisi dengan jenis SPT yang disampaikan.

Nomor (13)

:

Diisi dengan Tahun Pajak/Masa Pajak*) dari SPT yang disampaikan.

Nomor (14)

:

Diisi  dengan  tanggal  penyampaian  SPT  sebagaimana  tercantum  dalam  bukti  penerimaan  atau

 

 

bukti pengiriman   surat.

Nomor (15)

:

Diisi   dengan jenis SPT yang dibetulkan.

Nomor (16)

:

Diisi dengan Tahun Pajak/Masa Pajak*)   dari SPT yang dibetulkan.

Nomor (17)

:

Diisi    dengan    tanggal    penyampaian    pembetulan    SPT    sebagaimana    tercantum    dalam    bukti

 

 

penerimaan atau bukti pengiriman surat.

Nomor (18)

:

Diisi dengan jumlah pajak yang telah dibayar oleh Wajib Pajak.

 

 

Dalam hal pembayaran lebih dari satu kali, sebutkan masing-masing pembayaran.

Nomor (19)

:

Diisi dengan tanggal dilakukannya pembayaran pajak oleh Wajib Pajak.

 

 

Dalam hal pembayaran lebih dari satu kali, sebutkan masing-masing tanggal pembayaran.

Nomor (20)

:

Diisi  dengan  nama  Bank  Persepsi/Pos  Persepsi/Bank  Devisa  Persepsi/Bank  Persepsi  Mata  Uang

 

 

Asing tempat pembayaran pajak oleh Wajib Pajak.

 

 

Dalam hal pembayaran lebih dari satu kali, sebutkan masing-masing tempat pembayaran.

Nomor (21)

:

Diisi  dengan  Nomor  Transaksi  Penerimaan  Negara  (NTPN)  sesuai  dengan  yang  tercantum  dalam

 

 

Surat  Setoran  Pajak  (SSP)  atau  sarana  administrasi  lain  yang  disamakan  dengan  Surat  Setoran

 

 

Pajak sebagai bukti pembayaran pajak oleh Wajib Pajak.

 

 

Dalam hal pembayaran lebih dari satu kali, sebutkan masing-masing NTPN.

Nomor (22)

:

Diisi dengan jenis SPT yang disampaikan.

Nomor (23)

:

Diisi dengan Tahun Pajak/Masa Pajak*) dari pembayaran pajak.

Nomor (24)

:

Diisi dengan jumlah pajak yang telah dibayar oleh Wajib Pajak.

 

 

Dalam hal pembayaran lebih dari satu kali, sebutkan masing-masing pembayaran.

Nomor (25)

:

Diisi dengan tanggal dilakukannya pembayaran pajak oleh Wajib Pajak.

 

 

Dalam hal pembayaran lebih dari satu kali, sebutkan masing-masing tanggal pembayaran.

Nomor (26)

:

Diisi  dengan  nama  Bank  Persepsi/Pos  Persepsi/Bank  Devisa  Persepsi/Bank  Persepsi  Mata  Uang

 

 

Asing tempat pembayaran pajak oleh Wajib Pajak.

 

 

Dalam hal pembayaran lebih dari satu kali, sebutkan masing-masing tempat pembayaran.

Nomor (27)

:

Diisi  dengan  Nomor  Transaksi  Penerimaan  Negara  (NTPN)  sesuai  dengan  yang  tercantum  dalam

 

 

Surat  Setoran  Pajak  (SSP)  atau  sarana  administrasi  lain  yang  disamakan  dengan  Surat  Setoran

 

 

Pajak sebagai bukti pembayaran pajak oleh Wajib Pajak.

 

 

Dalam hal pembayaran lebih dari satu kali, sebutkan masing-masing NTPN.

Nomor (28)

:

Diisi dengan nama kota dan tanggal surat permohonan ditandatangani.

Nomor (29)

:

Diisi  dengan  nama  dan  tandatangan  Wajib  Pajak  orang  pribadi/wakil  Wajib  Pajak  badan  di  atas

 

 

meterai.

 

download format words

Demikian contoh Surat Permohonan Penghapusan Sanksi Denda Pajak Daerah ini dibuat, semoga bisa menjadi referensi yang baik bagi Anda yang membutuhkan. Mohon maaf apabila terdapat kesamaan nama/tempat/informasi lain karena surat yang dibuat hanya bertujuan sebagai percontohan tanpa ada maksud apapun.


Notice: get_currentuserinfo is deprecated since version 4.5.0! Use wp_get_current_user() instead. in /home5/ftgamble/contohsurat.org/wp-includes/functions.php on line 4654

Notice: Trying to access array offset on value of type bool in /home5/ftgamble/contohsurat.org/wp-content/themes/blog/content-single.php on line 229
, , ,
Post Date: Wednesday 30th, January 2019 / 04:33 Oleh :
Kategori : Surat Permohonan

Notice: Undefined index: ct_comments_type in /home5/ftgamble/contohsurat.org/wp-content/themes/blog/content-single.php on line 335

Notice: Trying to access array offset on value of type null in /home5/ftgamble/contohsurat.org/wp-content/themes/blog/content-single.php on line 335

Notice: Undefined index: ct_comments_type in /home5/ftgamble/contohsurat.org/wp-content/themes/blog/content-single.php on line 349

Notice: Trying to access array offset on value of type null in /home5/ftgamble/contohsurat.org/wp-content/themes/blog/content-single.php on line 349